Rasulullah saw. Bersabda, “Aku telah berdiri dekat pintu syurga, maka aku menyaksikan orang-orang yang memasukinya kebanyakan fakir miskin, orang-orang kaya masih tertahan. Ahli-ahli Jahannam pun telah dicampakkan ke dalam neraka Jahannam, dan ketika aku berdiri di pintu neraka, aku menyaksikan bahwa perempuan yang paling banyak memasukinya.” (Misykat)
Apakah sebabnya , banyak perempuan memasuki neraka, telah diterangkan di dalam beberapa hadits yang lain. Abu Said berkata Rasulullah saw. Pernah mendatangi lapangan tempat sholat hari raya, ketika beliau melalui majelis perempuan, maka beliau berkhotbah kepada mereka, “Hendaklah kalian memperbanyak sedekah. Aku telah melihat banyak perempuan memasuki neraka. Mereka bertanya, “Apa sebabnya ya Rasulullah ?” Rasulullah saw. Menjawab, “Karena kebanyakan perempuan suka mengutuk (mendoakan untuk keburukan orang lain) dan kebanyakan mereka tidak berterimah kasih kepada suami mereka” (Misykat)
Kedua sifat ini banyak terdapat pada perempuan. Dia berkhidmat kepada anak-anaknya dengan berbagai macam pengorbanan, dan selalu memikirkan kesenangannya. Tetapi karena persoalan sepele, dia melaknati anaknya dengan perkataan , ‘matilah kamu, ‘binasalah kamu’ dll.
Kebanyakan perempuan tidak berterimah kasih kepada suami mereka. Dengan susah payah suami berusaha untuk menyenangkan isterinya, tapi dimata isteri hal itu belum juga memuaskannya. Dia selalu bersedih dan menyalahkan suaminya, ‘Mengapa tidak memberikan barang itu kepada ibunya.’ ‘Mengapa tidak memberikan sedikit dari gajinya kepada bapaknya. Mengapa tetap berhubungan baik dengan adiknya (adik suami)’ dan sebagainya.
Dalam hadits lain, dinyatakan bahwa pada suatu waktu, ketika sedang sholat khusuf, Rasulullah saw. Telah membayangmkan syurga dan neraka. Maka didalam neraka, beliau melihat kebanyakan perempuan, Ketika para sahabat bertanya apa sebabnya, maka Rasulullah saw. Menjawab, “ Mereka tidak mengakui kebaikan suaminya dan tidak berterima kasih kepada suaminya. Kalian telah berbuat baik kepada istrimu walau sepanjang hidupmu, namun karena suatu kesalahan kecil saja, dia akan berkata, ‘tidak sekalipun aku mendapatkan kebaikan darimu.” (Hr. Muttafaq ‘alaihi : Misykat)
Terdapat juga sabda Nabi Saw. Bahwa hal ini merupakan perkara biasa dikalangan perempuan. Apapun kebaikan yang diberikan suaminya kepada mereka, tetapi karena sesuatu hal yang mereka tidak sukai, mereka akan menyia-nyiakan semua kebaikan suaminya itu dan berkata, “selama berumah tangga, sekali pun aku tidak pernah mendapatkan kesenangan.”
Dalam riwayat diatas dapat dipahami mengapa kebanyakan perempuan masuk neraka, tetapi disamping itu, dibeitahu juga untuk menyelamatkan semua itu, yaitu dengan MEMPERBANYAK SEDEKAH.
Ketika itu adalah hari raya, setelah rasulullah saw. Selesai berkhutbah, maka semua perempuan membuka perhiasan emas dan perak yang ada di tubuh mereka, kemudian diserahkan kepada Bilal r.a. yang pada waktu itu ditugaskan untuk mengumpulkan derma.
Pada zaman sekarang ini, umumnya perempuan tidak terlalu memperhatikan perhatian keras dalam hadits-hadits ini. Dan jika ada perhatian pun, tanggung jawab untuk mengamalkannya dibebankan kepada suami mereka. Jika dia sendiri yang membayarnya , itupun diambil dari harta suaminya, agar perhiasannya tidak berkurang,. Dia lebih suka perhiasannya itu menjadi mangsa pencuri, atau dihabiskan untuk pesta-pesta perkawinan dan sebagainya daripada di simpan pada simpanan Allah untuk bekal di akhirat. Bahkan mendengar pembicaraan tentang sedekah (infak di jalan Allah) pun mereka tidak suka. Dalam keadaan seperti inilah mereka meninggal dunia. Dan perhiasan yang disimpannya itu kemudian menjadi milik ahli warisnya, padahal perhiasan itu dibuat dari emas dan ia membayar mahal tukang emas. Tetapi ketika dijual, perhiasan itu dibeli dengan harga yang sangat murah. Kebanyakan perempuan tidak berpikir sedikitpun bahwa upah yang telah diberikannya untuk membuat perhiasan itu menjadi sia-sia. Mereka selalu berangan-angan untuk membeli perhiasan yang indah mengikuti mode yang modern yang sedang trendi. Mereka ubah perhiasan tersebut dari satu bentuk ke bentukj yang lain sesuai dengan model. Padahal untuk membiayai semua itu adalah pemborosan ( mubadzir). Mereka membeli perhiasan itu dengan harga yang sangat mahal, kemudian menjualnya dengan harga yang sangat murah. Tetpai mereka tidak menyadari sedikitpun bahwa pengeluaran itu adalah sia-sia.
Jabir r.a mengatakan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. Telah bersabda dalam khutbahnya, “Wahai manusia, bertaubatlah kamu kepada Allah SWT. Sebelum tiba kematianmu; dan bersegeralah kamu dalam pekerjaanmu masing-masing; dan kuatkanlah hubunganmu dengan Allah Swt. Melalui banyak berdzikir serta memperbanyak sedekah baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan; dengannya kamu akan diberi rezeki, kamu akan dibantu dan kerugianmu akan digantikan.”
1 comment:
like :)
Post a Comment